Victor Frankenstein merupakan salah satu tokoh fiksi yang cukup populer di dunia.

Nama dan imajinasi mengenai gaya berpakaiannya sering kali digunakan saat perayaan Halloween ataupun perayaan serupa yang berbau horor dan misteri.

Namun, dikutip dari Mental Floss, sedikit yang tahu bahwa tokoh Frankenstein sebenarnya berasal dari novel berjudul Frankenstein or The Modern Prometheus yang terbit pertama kali pada 1818.

Dan yang lebih mengejutkan, novel tersebut merupakan karangan remaja perempuan yang tergolong masih belia saat itu, berusia 21 tahun bernama Mary Shelley.

Sebab, Mental Floss menuliskan bahwa pada masa itu masyarakat masih sulit percaya bahwa cerita semenakutkan itu berasal dari pikiran gadis muda.

Secara singkat, novel tersebut menceritakan seorang ilmuwan muda yang memanfaatkan tenaga listrik dari petir untuk menghidupkan kembali mayat yang dijahit bersama dari beberapa bagian tubuh yang dibuang.

1.

Kilas Kehidupan Pribadi Dilansir oleh Britannica, Mary Shelley lahir pada 30 Agustus 1797 di London, Inggris.

Ia merupakan satu-satunya putri dari pasangan William Godwin dan Mary Wollstonecraft.

Pada 1812, Mary bertemu penyair muda Percy Bysshe Shelley dan memutuskan kabur bersamanya ke Prancis pada 1814.

Keduanya menikah pada 1816 ketika istri pertama Percy telah meninggal dunia.

Namun, tak lama kemudian, Shelley meninggal pada 1822 sehingga Mary memutuskan kembali ke Inggris.

2.

Ibunya Adalah Seorang Feminis dan Aktivis Laman Book Riot mencatat bahwa ibu Mary, Mary Wollstonecraft, meninggal saat melahirkannya.

Namun, semasa hidupnya, Mary Wollstonecraft dikenal sebagai penulis dan advokat hak-hak perempuan atau feminis.

Hal ini menunjukkan bahwa Mary Shelley berasal dari keluarga berintelektual yang tidak takut mendobrak nilai-nilai sosial kala itu.

3.

Kisahnya Dijuluki sebagai Permulaan Karya Fiksi Sains Merujuk situs web Oxford Dictionary of National Biography, karya Mary Shelley, Frankenstein, merupakan salah satu contoh karya awal terkait fiksi ilmiah pada sejarah sastra di dunia.

Menurut Britannica, dalam dunia modern, kisah ini menceritakan konsekuensi mengerikan ketika ilmuwan mencoba-coba secara artifisial untuk menciptakan manusia.

4.

Cerita Frankenstein Bermula dari Kontes Menulis Sebelum diterbitkan pada 1818, Mental Floss menyebutkan bahwa kisah Frankenstein sebenarnya bermula pada musim panas pada 1816.

Kala itu, Mary Shelley, Percy Shelley, penyair Lord Byron, dokter John Polidori, dan beberapa rekannya sedang melakukan perjalanan ke Jenewa, Swiss.

Selama perjalanan, kelompok tersebut memutuskan untuk mengadakan kompetisi tulisan perihal cerita hantu.

Selain karya Mary yang akhirnya terbit dengan judul Frankenstein, karya dokter Polidori dengan judul The Vampyre juga disebut-sebut sebagai permulaan karya fiksi tentang Dracula dan Vampir.

5.

Mendapat Inspirasi dari Mimpi Buruk Menurut Book Riot, Mary Shelley mendapatkan inspirasi tentang Frankenstein ketika mengalami mimpi buruk selama bermalam di vila musim panas di Jenewa, Swiss bersama teman-temannya tersebut.

6.

Awalnya Ingin Dikenal Sebagai Penulis Anonim Tidak banyak orang tahu, saat pertama kali diterbitkan, Mary Shelley sebenarnya ingin dikenal sebagai penulis anonim tentang kisah Frankenstein.

Namun, segera setelah cerita tersebut mendapatkan popularitasnya, Book Riot mencatat bahwa Frankenstein diterbitkan lagi sebanyak dua kali.

Kisah tersebut diterbitkan ulang pada 1823 dengan mencantumkan nama Marry di dalamnya dan diterbitkan lagi pada 1831.

7.

Karyanya Tidak Hanya Frankenstein Selain menghidupkan tokoh Victor Frankenstein, beberapa karya lain novel karangan Mary Shelley adalah Valperga (1823), The Fortunes of Perkin Warbeck (1830), Lodore (1835), Falkner (1837); The Last Man (1826), dan History of a Six Weeks’ Tour (1817).

ACHMAD HANIF IMADUDDIN Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post McLaren Tertarik Masuk ke Segmen Mobil SUV, Tak Mau Kalah dari Ferrari dan Porsche
Next post Memandangi Air Beberapa Menit Sehari Mengurangi Kecemasan, Menurut Penelitian